SEGALAKU

SEGALAKU

Rabu, 25 April 2012

MOTIVASI AFILIASI


1. Teori

Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan untuk berteman, bersosialisasi, bertegur sapa bergabung hidup bersama dengan orang lain, bekerjasama dan bercakap-cakap dengan orang lain, serta untuk mendapatkan afeksi dari orang lain. Murray berpendapat bahwa motif afiliasi merupakan salah satu motif sosial yang sering diartikan sebagai kebutuhan untuk bersama dengan orang lain. Mclleland juga menyatakan bahwa setiap orang suka berhubungan dengan orang lain dan beberapa dari mereka mempunyai derajat yang lebih tinggi sehingga orang-orang menyukai interaksi tersebut.

Mereka yang memiliki kebutuhan tinggi untuk afiliasi memerlukan hubungan yang harmonis dengan orang lain dan perlu untuk merasa diterima oleh orang lain. Mereka cenderung sesuai dengan norma-norma kelompok kerja mereka. Affiliasi individu tinggi lebih memilih pekerjaan yang menyediakan interaksi pribadi yang signifikan. Mereka tampil baik di layanan pelanggan dan situasi klien interaksi.
Orang yang merupakan ‘afiliasi termotivasi’, dan memiliki kebutuhan untuk hubungan yang ramah dan termotivasi terhadap interaksi dengan orang lain. Driver afiliasi menghasilkan motivasi dan perlu disukai dan dihargai populer. 

Contoh dalam kehidupan pribadi, materi ini memberi kita ilmu pengetahuan tentang pentingnya berkomunikasi dengan orang lain supaya terbangun kerjasama yang baik, komunikasi terbangun apa bila orang lain merasa nyaman terhadap kita, untuk itu salah satu sikap kita yang tepat untuk orang- orang yang baru kita kenl adalah sikap rendah hati dan suka menolong.

2. Contoh Tokoh 


Bunda Teresa (Agnes Gonxha Bojaxhiu lahir di Uskub, Kerajaan Ottoman, 26 Agustus 1910 – meninggal di Kalkuta, India, 5 September 1997 pada umur 87 tahun) adalah seorang biarawati Katolik Roma keturunan Albania dan berkewarganegaraan India yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih di Kalkuta, India, pada tahun 1950. Selama lebih dari 45 tahun, ia melayani orang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat, sementara membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih yang pertama di seluruh India dan selanjutnya di negara lain. Setelah kematiannya, ia diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II dan diberi gelar Beata Teresa dari Kalkuta.

Pada 1970-an, ia menjadi terkenal di dunia internasional untuk pekerjaan kemanusiaan dan advokasi bagi hak-hak orang miskin dan tak berdaya. Misionaris Cinta Kasih terus berkembang sepanjang hidupnya dan pada saat kematiannya, ia telah menjalankan 610 misi di 123 negara, termasuk penampungan dan rumah bagi penderita HIV/AIDS, lepra dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah. Pemerintah, organisasi sosial dan tokoh terkemuka telah terinspirasi dari karyanya, namun tak sedikit filosofi dan implementasi Bunda Teresa yang menghadapi banyak kritik. Ia menerima berbagai penghargaan, termasuk penghargaan pemerintah India, Bharat Ratna (1980) dan Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun 1979. Ia merupakan salah satu tokoh yang paling dikagumi dalam sejarah. Saat peringatan kelahirannya yang ke-100 pada tahun 2010, seluruh dunia menghormatinya dan karyanya dipuji oleh Presiden India, Pratibha Patil.

3. Pembahasan Tokoh

Mother Teresa adalah sosok orang yang memiliki motif afiliasi yang tinggi. Hal ini tampak melalui perjalanan kehidupannya yang selalu dihiasi oleh interaksi sosial dan keterbukaannya terhadap orang lain dalam membantu kaum yang terhindar dari masyarakat. Dia adalah orang yang dapat merasakan apa yang orang-orang lain rasakan di dalam penderitaan mereka serta apa yang mereka butuhkan, termasuk di dalamnya hubungan sosial.

Mother Teresa tidak membatasi hubungan sosial yang dia bangun, dia dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa ada perasaan untuk membeda-bedakan suku, agama, rasa, dan bangsa. Dia sangat menyadari bahwa hubungan interaksi sosial yang normal serta keterbukaan/penerimaan sangat dibutuhkan oleh kaum-kaum yang tidak beruntung, sehingga hal ini menggerakkan dirinya untuk membangun hubungan tersebut dengan mereka.

Sebagai sosok yang memiliki afiliasi tinggi, Mother Teresa belajar berhubungan sosial dengan cepat serta dapat berbincang-bincang dengan orang lain serta hubungannya dengan orang lain dapat dipertahankannya dalam waktu yang lama. Mother Tersesa juga dapat memosisikan dirinya agar dapat dengan mudah diterima oleh orang lain karena ia dapat dengan mudah membantu orang lain melalui ketulusan hatinya.

Selasa, 24 April 2012

TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


Oleh

1. PERSINGGUNGAN ANTARA TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi di dunia dan masa kini. Teknologi juga bagian dari sekolah sebab teknologi merupakan bagian yang tidak akan pernah terlepas dari pendidikan. Hampir secara keseluruhan topik-topik pendidikan berhubungan dengan teknologi. Teknologi dapat mengembangkan pendidikan dan pendidikan juga dapat memperluas alat serta kegunaan teknologi.

Tegnologi dapat memperlancar dan membantu proses pendidikan, misalnya saja dalam hal mempercepat proses informasi, informasi-informasi penting akan semakin cepat diterima oleh pelajar. Pelajar yang bersekolah di sekolah yang memiliki akses teknologi yang baik akan dapat belajar dan menyerap informasi dengan lebih baik. Kompetensi yang dimiliki oleh orang-orang masa kini ditantang dan diperluas oleh dunia yang kini berorientasi teknologi, sehingga orang-orang yang memiliki hambatan di bidang teknologi maka akan memiliki hambatan juga di bidang kompetensinya dan hal ini tentu juga berlaku untuk pelajar.

2. KONTEKS PENGGUNAAN INTERNET DALAM BUKU JOHN W. SANTROCK DIBANDINGKAN PENGGUNAANYA DI KOTA MEDAN.

Menurut buku, internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer, dimana sistemnya berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia serta menyediakan informasi tak terhingga  yang dapat diakses. Internet juga merupakan alat pembelajaran penting dalam proyek yang berhubungan dengan teknologi.
Dari pemaparan buku, dapat dinyatakan bahwa internet sangat berperan penting dalam efisiensi kebutuhan manusia termasuk dunia pendidikan. Namun, tidak semua bagian internet dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pengguna di kota Medan, bahkan banyak yang disalah gunakan.

Tak bisa dipungkiri bahwa internet sangat membantu proses belajar mengajar di kota Medan. Setiap hari, setiap waktu proses pengerjaan dan pengiriman tugas beserta informasi dapat dilaksanakan dengan baik  melalui internet. Namun, tak bisa dipungkiri juga bahwa begitu banyaknya warung-warung internet yang menjamur di kota Medan menjadi sesuatu yang dapat merusak generasi muda. Internet-internet menyajikan terlalu banyak hal-hal yang menarik perhatian seperti dunia game yang dapat membuat orang-orang kecanduan serta terobsesi dan ada juga jenis-jenis situs yang ditampilkan yaitu situs-situs tak bermoral yang membuat manusia hancur. Jadi, kesimpulannya bahwa kegunaan positif internet di kota Medan juga setara dengan dampak negatif yang dihasilkan. Namun, sebagai orang-orang berpendidikan di kota ini, seharusnya tahu dengan baik untuk memilah-milah apa yang bermanfaat serta apa yang tidak bermanfaat.

3. SUDUT PANDANG MAHASISWA DI PSIKOLOGI PENDIDIKAN MENGENAI UBIQUITOUS COMPUTING.

Ubiquitous computing merupakan generasi selanjutnya (ketiga) yang dipercaya oleh para pakar setelah generasi saat ini (generasi komputer pc) yang menekankan komputer lebih ke lingkungan daripada ke personal.  

Sudut pandang sebagai mahasiswa Psikologi Pendidikan, tentu sangat menerima kehadiran generasi tersebut karena akan mempermudah akses informasi dengan jauh lebih baik dan dapat memperingan biaya. Perangkat tegnologi umum, seperti telepon dan perangkat elektronik lainnya akan terkoneksi dengan internet sehingga orang-orang akan dapat mengakses dengan mudah dimana dan kapanpun dia berada. Ubiquitous akan memaksa komputer eksis di dunia ini. Perangkatnya dapat dipasang dengan jaringan murah serta memampukan mahasiswa untuk membawa perangkat informasi ke lapangan untuk membantu mengerjakan tugas dan dapat dibawa kemana-mana.  Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan mereka tanpa dibatasi lokasi.

Jumat, 20 April 2012

KEDUDUKAN PSIKOLOGI SEKOLAH DALAM ILMU PSIKOLOGI

Adolf Purba
M.Habibie Almy
Frans A Ginting


Psikologi sekolah memiliki peran khusus dalam ilmu psikologi. Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Melalui psikologi sekolah diharapkan dapat menciptakan inovasi inovasi baru dalam dunia sekolah yang membantu anak didik dalam mengemban pendidikan sekolah.
PERBEDAAN PSIKOLOGI SEKOLAH DENGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
·         Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
·         Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. 

FUNGSI SEKOLAH SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentransmisi kebudayaan, di antaranya nilai-nilai nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu konservatif dan berusaha mempertahankan status quo demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa. Di samping itu sekolah juga turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan agent of change atau lembaga pengubah. Sekolah mempunyai fungsi transformatif, setidak-tidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa jangan ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu, kurikulum harus senantiasa mengalami pembaruan dan perubahan.
METODE YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM SISTEM PENGAJARAN
 Metodolgi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Beberapa metode mengajar
·         Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
·         Metode diskusi ( Discussion method )Muhibbin Syah ( 2000 )
Mmendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
·      Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).
·      Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.
·      Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.
·      Metode percobaan ( Experimental method )
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
·       Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
·      Metode latihan keterampilan ( Drill method )
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
·      Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.
·      Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri
·      Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.
·      Metode perancangan ( projeck method )
yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
·      Metode Bagian ( Teileren method )
yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.
·      Metode Global (Ganze method )
yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.
·      Metode Discovery
Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif,. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri, dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
·      Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).

PERMASALAHAN YANG TERJADI DI SEKOLAH DAN PEMECAHANNYA
Dalam kehidupan praremaja (usia sekolah), masalah masalah emosional yang berkaitan dengan perkembangan fisik, kognitif dan sosial dari anak anak usia sekolah adalaha hal yang wajar. Meskipun pada masa pra remaja pada umumnya bahagia dan optimis, mereka banyak mengidap banyak ketakutan, seperti takut tidak diterima dalam kelompok sebaya, tidak memiliki teman baik, takut dihukum  orang tua, orang tua mereka bercerai, dan tiidak dapat prestasi akaddemik yangg baik di sekolah. Emosi emosi lain dalam kelompok ini termasuk marah (dan takut tidak dapat mengendalikan amarahnya), bersalah frustasi dan cemburu. Praremaja memerlukan bantuan dalam menyadari bahwa emosi dan ketakutan ketakutan tersebut adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan.
Orang dewasa harus membiarkan mereka berbiacara mengenai emosi dan ketakutan merekan tersebut, meskipun pembicaraan mereka terdengar tidak realistis di mata orang dewasa. Perasaan bersalah juga sering muncul apabila ada tindakan konflik antara anak anak (berdasarkan nilai nilai dalam kelompok teman sebaya) dengan orang tua. Kemarahan diperagakan dengan intensitas lebih tinggi debandingkan dengan emosi lainnya. Seperti orang tua yang mengatakan pada anak mereka untuk tidak takut ataupun tidak mudah marah, pada kenyataanya juga cukup sulit dijalani oleh mereka orang dewasa sekalipun.
FUNGSI DAN PERAN PSIKOLOG SEKOLAH DAN PERLUNYA PSIKOLOGI SEKOLAH
Dunia belajar mengajar (dunia pendidikan) merupakan salah satu lahan dari psikologi secara umum. Psikologi pendidikan berperan penting dalam peningkatan mutu siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan. Psikologi dengan objek manusia (tingkah laku), sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan harapan mendapatkan perilaku siswa yang diinginkan.
HAL HAL YANG DIBERIKAN DALAM KAITAN LAYANAN PSIKOLOG SEKOLAH

Pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik disekolah:
  • Pelaksanaan tes 
  • Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa 
  • Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya 
  • Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.
PERBEDAAN PSIKOLOG SEKOLAH, PSIKOLOG PENDIDIKAN DAN GURU BK
Psikolog pendidikan adalah seorang sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi dan berhak membuka praktek, termasuk praktek konseling, namun tidak berkompeten mengeluarkan resep obat. Psikologi mempelajari perilaku manusia secara umum dan terbagi atas enam bidang, yaitu Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, Psikologi Klinis dan Psikologi Eksperimen.
Konselor adalah seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tetapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru BP/BK atau Guru Pembimbing), ia tidak diwajibkan mempunyai sertifikat terlebih dulu.
Psikolog sekolah, sesuai dengan pengertian psikologi sekolah itu sendiri, adalah psikolog yang berusaha menciptakan situasi dan menciptakan inovasi yang mendukung bagi akademik, emosi dan sosialisasi pelajar dalam dunia pendidikan.  mereka berkewajiban menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menurutnya dapat mengembangkan potensi sekolahnya, ataupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang telah terbukti keampuhannya menurut hasil penelitian psikolog pendidikan.

Jumat, 13 April 2012

BUDAYA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA



               Kekerasan merupakan salah satu budaya yang dipakai untuk mengajar anak dalam rumah tangga, hal ini mungkin sudah berlangsung sejak lama.  Orangtua cenderung memakai cara ini sebagai jalan terakhir ketika tidak dapat menemukan cara pengajaran yang sempurna atau lebih tepat untuk mengajar anak-anak mereka. Kemungkinan praktek kekerasan terhadap anak akan lebih besar saat si anak memang tidak dapat diajarkan (susah mengerti/menurut) dengan cara pengajaran yang baik dan sewajarnya. Kelakuan anak yang sedikit atau bahkan sulit diatur akan mudah menyulut emosi orangtua, terlebih jika orangtua tersebut memiliki banyak beban dan pikiran. Hal tersebut akan memudahkan kekerasan terjadi  karena emosi seseorang akan mudah tersalurkan lewat kekerasan. Namun, terkadang kekerasan tersebut bisa melewati batas ambang kewajaran, bukan tidak jarang terjadi kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak sering merenggut nyawa, baik itu nyawa anak sendiri atau bahkan nyawa orangtua akibat timbulnya amarah di hati si anak terhadap perlakuan orangtuanya tersebut.
Kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga bukan hanya berbentuk kekerasan fisik, sebenarnya orangtua yang menggunakan suara yang keras dalam mengajarkan anak juga termasuk kekerasan.  Memang benar bahwa terkadang cara ini dapat membangun karakter anak ke arah yang lebih baik sebab beberapa anak akan tahu hal yang telah diperbuatnya memang salah sehingga dia tidak mengulanginya lagi. Dalam kasus seperti ini, kekerasan dalam rumah tangga mungkin tidak akan berlangsung lama sebab si anak menjadi lebih selektif dalam bersikap sehingga tidak akan terulang kejadian yang sama. Namun, hal tersebut sangat kecil kemungkinannya.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kekerasan tidaklah efektif dalam mengajarkan anak. Biasanya mental anak relative masih labil dan sedang dalam proses perkembangan, dalam keadaan inilah sebenarnya kekrasan tidak layak dilakukan karena akan memengaruhi perkembangan anak ke depannya, dan perkembangan yang terjadi justru bukan ke arah yang lebih baik melainkan menimbulkan konflik di hati si anak. Hal yang terjadi bisa menimbulkan dua dampak buruk, yaitu yang pertama anak menjadi tidak kreatif, pengecut, dan takut berbuat, yang kedua adalah anak menjadi superaktif, ingin selalu berontak, serta selalu melakukan proses perlawanan. Memang cara kekerasan dapat memberi efek jera terhadap anak, tetapi hal ini justru membuat dia takut berbuat sehingga ketakutan yang melingkupinya menyebabkan dia menjadi pendiam atau bahkan sulit bergaul, anak-anak tersebut lebih memilih tidak melakukan apa-apa daripada akan mendapat kosekuensi kekerasan dari orangtua.
Dewasa ini, kerap terdengar begitu banyak pengangguran, orang-orang yang tidak bersekolah, gelandangan, pengamen, dan anak-anak terlantar. Sebagian dari mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga sehingga mereka tidak betah dan akhirnya berontak yang kemudian memilih untuk keluar dari rumah tangga mereka. Banyak orang yang memilih cara yang sama saat mendapat perlakuan kekerasan, dapat dipastikan bahwa orang-orang seperti ini akan sedikit mendapat perhatian dan pengajaran sehingga mereka diperalat oleh oknum-oknum tertentu untuk melakukan aksi mereka (oknum tersebut), sebagai contoh kasus bom bunuh diri yang marak terjadi akhir-akhir ini.
Kekerasan rumah tangga tentu berandil besar terhadap kekerasan dalam lingkungan kita. Hal-hal yang didapatkan anak dari orangtuanya itu bisa jadi diaplikasikan si anak dalam kehidupannya sehari-hari, terutama anak-anak yang telah memilih meninggalkan rumah tangganya sehingga memaksa mereka harus melakukan tindak kekerasan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dengan demikian, kita sebagai mahasiswa/I yang nantinya menjadi orangtua dapat mengambil pelajaran dari situasi tersebut. Kuncinya adalah melalui kita, semakin besar tindak kekerasan yang kita lakukan terhadap anak-anak kita, semakin  besar pula kita menyumbang andil kekerasan dalam lingkungan kita (Negara kita). 



PROBLEM SOLVING : STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DAN EVALUASI SOLUSI TERHADAP PENGAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK KELAS DUA SD



Saya memiliki seorang adik perempuan yang sedang duduk di kelas dua SD. Dia termasuk anak yang pintar dan selalu mendapat peringkat satu di kelasnya. Dia terampil dalam semua mata pelajaran terkhusus dalam bidang Matematika. Namun, beberapa bulan yang lalu dia mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal operasi matematika gabungan, seperti 4x3+2 atau 3+2x6. Dia memang bagus dalam operasi matematika tunggal seperti soal yang hanya penjumlahan saja, perkalian, pembagian, dan pengurangan, misalnya 4+5 atau 2x8 dan sebagainya,  tetapi ketika bertemu dengan soal gabungan, dia akan sangat bingung untuk mengerjakannya.

Beberapa kali dia mendapat nilai buruk dan akhirnya bercerita kepada saya dan dia meminta agar diajari. Saya mencoba mengajarinya dengan memberi soal yang mudah, 4x1+6, dengan cepat dia menjawab 10. Lalu saya membuat soal yang lebih sulit 6x3+7, dia menghitung pelan-pelan dan menjawab dengan benar 25. Saya mengubah soalnya dengan mengganti letak angka tersebut 7+3x6, dia menghitung lagi perlahan-lahan, kemudian dengan yakin menjawab 60, padahal jelas salah. Saya mulai tahu letak permasalahannya, bahwa dia lebih berfokus mengerjakan dari depan ke belakang serta megabaikan operasi terbesar, yaitu perkalian. 7+3x6 yang dikerjakannya adalah 7+3 kemudian dikali 6 atau 10x6 yang menghasilkan 60, padahal seharusnya yang benar adalah 7 ditambah 3x6 atau 7+18 = 25. Saya kemudian memberitahunya bahwa yang pertama dikerjakan adalah perkaliannya.

Saya memberinya soal yang lain 4+5x2, dia menjawab 14, tetapi prosedur penyelesaian yang dibuatnya terbalik letaknya, yaitu 4+5x2 = 10 + 4, yang seharusnya 4 +10. Saya mengulang soal yang berbeda berulang-ulang dan dia terus melakukan kesalahan yang sama. Akhirnya karena terus menerus seperti itu selama dua bulan, saya mulai emosi dan memarahinya. Hal itu ternyata sangat berpengaruh terhadap sikapnya pada saya, dia menjadi takut bertanya kepada saya (tindakan saya error). Saya baru menyadari dan memikirkan ulang apa yang telah saya perbuat, ternyata ada kesalahan informasi yang saya berikan kepadanya bahwa saya memberitahunya untuk mengerjakan perkalian terlebih dahulu yang membuatnya berpikir letaknya harus di depan, itulah sebabnya dia membuat 4+5x2 = 10+4 bukannya  4+10 (walaupun hasilnya memang sama, tetapi itu berpengaruh terhadap penilaian gurunya). Saya sebelumnya tidak memberitahunya bahwa hasil perkalian itu tetap diletakkan di belakang jika soal itu merupakan gabungan yang didahului penjumlahan dulu baru perkalian.

Saya sangat menyesal telah memarahinya karena itu menyebabkan dia ragu bertanya pada saya masalah pelajarannya. Akhirnya saya berpikir untuk melakukan tindakan lebih dulu untuk bertanya apa saja permasalahan yang dihadapinya di sekolah, saya pun megajarinya sebaik mungkin dan mencoba meredam emosi saya saat dia tetap tidak paham atau malah tidak mendengarkan saya. Namun, ternyata itu sangat efektif untuknya.

Sekarang ini dia sudah bisa menyelesaikan operasi gabungan, baik itu pengurangan dan perkalian, penjumlahan dan pembagian, maupun perkalian dan pembagian. Kini saya tidak pernah menggunakan emosi kemarahan saat mengajarinya. Oleh karena itu, setiap saya pulang kuliah, dia langsung menjejali pertanyaan bermacam-macam tentang PR sekolahnya kepada saya (walaupun kadang itu sangat melelahkan karena pertanyaan yang menjengkelkan, seperti contoh : “Bang, kenapa daun itu warnanya hijau?”)

Jumat, 06 April 2012

ISU-ISU PENTING YANG MEMENGARUHI KEPRIBADIAN MENURUT CATTEL



Defenisi Cattel mengenai kepribadian memberi kita petunjuk tentang pandangannya terhadap sifat manusia. Dia menyatakan bahwa “Kepribadian adalah suatu yang memungkinkan akan sebuah prediksi tentang apa yang akan manusia lakukan dalam situasi-situasi tertentu”.
Untuk membuat prediksi tentang hal-hal yang memengaruhi perilaku, maka hal itu harus sah dan benar-benar baik. Suatu  prediksi akan menjadi sangat sulit jika dibuat tanpa keteraturan dan konsistensi dalam kepribadian. Sebagai contoh, Cattel mencatat bahwa salah satu pasangan isu-isu kepribadian biasanya dapat memprediksi secara akurasi yang cukup tentang pasangan-pasangan lainnya yang ditentukan dalam situasi-situasi tertentu karena prilaku-prilaku manusia itu biasanya konsisten dan teratur. Oleh karena itu, Cattel menyatakan bahwa spontanitas  dalam  prilaku manusia itu sedikit karena spontanitas akan membuat prediksi terhadap prilaku manusia menjadi sulit sebab kita tidak akan pernah tahu apa yang akan manusia lakukan jika semua manusia melakukan segala hal dengan spontan. Sehingga, Cattel menyadari bahwa sifat-sifat manusia lebih cenderung ke arah determinism (dibatasi) dari pada prilaku yang tidak terbatas (free will).

Cattel tidak mendukung bahwa tujuan akhir yang mendominasi prilaku, tidak ada dorongan dari aktualisasi diri sendiri untuk menarik kita, dan tidak ada konflik psikoseksual yang mendorong kita. Meskipun Cattel memberitahukan pengaruh dari kejadian-kejadian kehidupan yang baru (present experiences), tetapi kita kita tidak akan memperoleh prediksi perilaku itu secara utuh, Cattel percaya bahwa kejadian-kejadian masa lalu, termasuk masa kanak-kanak kita (past experiences) juga memengaruhi prediksi kepribadian  seseorang secara permanen.

Ciri khusus yang membedakan aplikasi Robert R. McCrae dan Paul T. Costa, Jr. dengan para ahli teori ciri sifat lainnya adalah salah satunya dengan adanya isu dasar psikologi kepribadian yang mempertanyakan apakah pandangan mereka lebih ke nurture atau ke nature. Teori McCrae dan Costa lebih menekankan pada sifat yang diturunkan secara biologi (nature) sebagai hal yang memepengaruhi kepribadian daripada hal-hal yang didapatkan melalui pengalaman (nurture). Nurture hanya memiliki efek yang sedikit terhadap kepribadian manusia. Faktor keturunanlah yang lebih memengaruhi pematangan terhadap kepribadian, OCEAN (Neuriticism, Extraversion, Opennens, Agreebleness, dan Consclentiousness) merupakan hal yang keluar sebagai ekspresi dari manusia itu secara biologis.

Namun, Cattel berpendapat bahwa baik nature (faktor keturunan) maupun nurture (lingkungan sosial) sama-sama memengaruhi kepribadian seseorang. Sebagai contoh, sifat karakter konstitusional seseorang merupakan suatu bawaan sejak lahir yaitu faktor keturunan (nature), tetapi pada dasanya ciri sifat atau karakter tersebut akan dipengaruhi, dikembangkan, dan dipelajari melalui lingkungan sosial (nurture).
Dalam hal mengenai isu uniqueness-universality, Cattel berpandangan bahwa keduanya memiliki posisi yang seimbang. Tidak ada ditemukan ciri-ciri umum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu budaya, dan ciri sifat yang unik (uniqueness) biasanya menggambarkan setiap individu.

Secara pribadi, Cattel memandang sifat manusia dengan lebih jelas. Di tahun-tahun permulaannya, dia sangat Optimis tentang adanya suatu kemampuan dalam setiap orang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Cattel memperkirakan bahwa kita seharusnya memiliki kesadaran besar untuk mengontrol lingkungan hidup kita. Ia mengharapkan untuk dapat melihat kenaikan intelegensi manusia bersamaan dengan perkembangan kehidupan komunitas yang lebih ramah sebagai kreatifitas warga negara yang menduduki suatu tempat. Pada kenyataannya, harapan Cattel tersebut tidak terpenuhi dan akhirnya ia harus percaya bahwa sifat prilaku manusia dan masyarakat mengalami kemunduran.

Berikut adalah neraca perbandingan mengenai prediksi isu-isu penting Psikologi Kepribadian yang didasakan pada pandangan Cattel.

1    1.  Free will Vs Determinism
Cenderung lebih berat pada Determinism
    
2.      2. Nature (faktor keturunan) Vs Nurture (Lingkungan sosial)
Pandangan Cattel seimbang terhadap pengaruh tersebut


3.      3. Uniqueness Vs Universality
Pandangan Cattel untuk pasangan ini juga seimbang

4.      4. Equilibrium Vs Growth
Keduanya memiliki pengaruh yang sama

5.      5. Past Experiences (Pengalaman masa lalu) Vs Present Experience (Pengalaman masa kini)
Keduanya memberi pengaruh terhadap kepribadian seseorang.

6.      6. Optimism Vs Pessimism
Cattel cenderung optimis terhadap kemampuan-kemampuan positif kepribadian seseorang.
                     

PENTINGNYA PENDIDIKAN TK


Definisi Pendidikan Usia Dini (PAUD)


Dalam pasal 28, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan melibatkan seluruh anak mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial anak. Pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak (Santrock, 2007).
Tujuan PAUD
Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.
Fungsi PAUD
Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah :
1)   Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
2)   Mengenalkan anak pada dunia sekitar
3)   Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik
4)   Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
5)   Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
6)   Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya
Ruang Lingkup Anak Usia Dini

Bayi             ( lahir – 12 bulan)
Toddler         (1 - 3 tahun)
Pra sekolah     (3 – 6 tahun)
Anak SD        (6 – 8 tahun)

Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Terdapat empat aspek perkembangan anak yang terkait dengan pendidikan anak TK, yaitu :

1. Aspek Perkembangan Fisik


Perkembangan fisik terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan tubuh. Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru terjadi perkembangan motorik halus. Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari di sekolahnya hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tingkat anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225). Hal ini bisa didapatkan seorang anak di lingkungan Taman Kanak-Kanak.
2. Aspek Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan bertindak.  Ada 4 Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget, namun pada anak usia TK yang berkisar antara umur 3 – 6 tahun terjadiTahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas. Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Apa yang dilakukan guru saat di sekolah, anak tersebut kemungkinan besar akan merekam ke otaknya, jadi peran guru pada masa-masa ini dapat dikatakan besar.
3.  Aspek Perkembangan Emosional
Perkembangan emosional berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi dan kondisi tertentu. Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan. Anak TK cenderung mengekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru. Jadi, gurulah yang akan membantu mereka mengontrol emosi anak-anak tersebut melalui proses-proses belajar di sekolahnya.
4.  Aspek Perkembangan Sosial



Perkembangan sosial berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan sosial. Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak. Namun saat anak memasuki sekolah Taman Kanak-Kanak, anak memasuki Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun. Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah. Pada tahap ini anak terlihat sangat aktif, suka berlari, berkelahi, memanjat-manjat, dan suka menantang lingkungannya. Dengan menggunakan bahasa, fantasi dan permainan khayalan, dia memperoleh perasaan harga diri. Selain orangtua berperan penting, guru juga memberikan andil yang besar pada tahap ini. Bila guru berusaha memahami, menjawab pertanyaan anak, dan menerima keaktifan anak dalam bermain, maka anak akan belajar untuk mendekati apa yang diinginkan, dan perasaan inisiatif semakin kuat. Sebaliknya, bila guru kurang memahami, kurang sabar, suka memberi hukuman dan menganggap bahwa pengajuan pertanyaan, bermain dan kegiatan yang dilakukan anak tidak bermanfaat maka anak akan merasa bersalah dan menjadi enggan untuk mengambil inisiatif mendekati apa yang diinginkannya.
Sumber :
http://dr-suprayanto.blogspot.com/2012/02/konsep-paud-pendidikan-anak-usia-dini.html
http://belajarpsikologi.com/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini/ 
http://belajarpsikologi.com/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini/
Anggota Kelompok 12 :

Rabu, 04 April 2012

Intelegensi

Adolf Purba
Frans Ariadi Ginting
M. Habibie Almy

Sejarah Singkat E.L Thorndike

Edward lee Thorndike(Lahir 31 Agustus 1874 di Williamsburg,Massachusets,Amerika Serikat-meninggal 9 Agustus 1949 di Montrose,New York,Amerika Serikat), adalah seorang psikolog Amerika yang hampir menghabiskan seluruh karirnya di Teachers College,Columbia University.
  Ia adalah anak seorang pendeta Metodis di Lowell,Massachusets. Pada 29 Agustus 1900,ia menikah dengan Elizabeth Moulton dan mereka punya lima anak.Thorndike lulus dari sekolah The Roxbury Latin(1891),di West Roxbury,Massachusets,Wesleyan University(BS 1895),Harvard University( MA 1897),dan Columbia University(Ph.D 1898).
Setelah lulus dia diangkat menjadi Instruktur psikologi genetika di Teachers College,Columbia pada tahun 1899,ia melayani di sana sampai 1940(sebagai profesor dari 1904 dan sebagai direktur dari pembagian psikologi dari Institute of Educational Research dari 1922).Ia menjadi Instruktur psikologi di Teachers College,dimana ia tinggal sampai sisa kariernya,mempelajari manusia belajar,pendidikan dan mental pengujian..
Thorndike pada tahun 1973 menjadi Presiden kedua Psychometric Society,mengikuti jejak Leon Louis Thurstone yang telah mendirikan masyarakat dan Jurnal Psychometrika di tahun sebelumnya.

Beberapa pandangan Thorndike mengenai Intelegensi:
1. Intelegensi adalah kemampuan individu untuk
memberikan respon yang tepat (baik) terhadap stimulasi yang
diterimanya, misalnya orang mengatakan “meja”, bila melihat sebuah
benda berkaki empat dan mempunyai permukaan datar. Maka makin
banyak hubungan (koneksi) semacam itu yang dimiliki seseorang,
makin intelegenlah orang itu.
2. Intelegensi tersusun dari beberapa faktor, dan faktor-faktor itu terdiri dari elemen-elemen, dan tiap-tiap elemen terdiri dari atom-atom, dan tiap-tiap atom merupakan hubungan stimulus-respons. Jadi suatu aktivitas yang menyangkut intelegensi adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lainnya.
3. Intelegensi ialah daya kekuatan respon yang baik dari sudut pandang kebenaran dan kenyataan. Tiga aspek intelegensi: ketinggian, keluasan dan kecepatan.

Semoga bermanfaat.
Terimakasih.