SEGALAKU

SEGALAKU

Sabtu, 10 Maret 2012

Kel  13 :
Cynthia Marilyn Sitompul     (11-070)
Kelompok kami setuju dengan diwajibkannya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan TA 2011/2012 memiliki e-mail dan blog karena pada saat ini perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya Medan, sudah mulai berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini, ada baiknya jika kita tidak menyia-nyiakan berbagai media yang ada melainkan harus memanfaatkannya dan mengoptimalkan penggunaannya.
Kami memandang bahwa dengan adanya blog yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan kreativitas mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa juga bisa membagikan pengetahuan dan informasi yang diperolehnya kepada orang banyak. Informasi dan pengetahuan tersebut dapat diakses dengan mudah sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Selain sebagai media informasi, blog juga dapat meminimaliskan penggunaan kertas sehingga bisa mendukung Gerakan Go Green. Dengan mengurangi penggunaan kertas, kita juga turut ikut ambil bagian dalam upaya melestarikan hutan dan lingkungan kita. Hal ini baik untuk masa depan bumi kita yang sedang mengalami pemanasan global.
Selain itu, dengan diwajibkannya mahasiswa memiliki e-mail dan blog ini, kami juga merasakan suatu dorongan (motivasi) dari dalam diri kami masing-masing untuk memulai membuat blog. Pada awalnya, kami kurang memahami bagaimana cara membuatnya, bagaimana cara pelaksanaannya, bagaimana cara mengkonfirmasikannya, dan lain sebagainya. Semuanya itu membuat kami termotivasi untuk bertanya kepada teman kami yang lebih duluan tahu tentang hal ini. Kalau kami tidak aktif bertanya, maka kami akan ketinggalan satu langkah dari teman-teman kami yang lain. Dan setelah kami mengetahui jawaban atas pertanyaan kami, kami jadi semakin antusias untuk memulai mata kuliah Psikologi Pendidikan ini yang menggunakan sistem e-learning sebagai salah satu media pembelajarannya.
Semoga dengan memiliki e-mail dan blog ini, kami pun semakin aktif dalam mencari tahu dan mengupdate berbagai informasi serta semakin aktif dalam berkarya. Mari kita rujukkan hal ini dengan teori John Dewey di mana Beliau memandang bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Semoga sasaran Psikologi Pendidikan ini dapat kami tangkap sehingga cara belajar kami akan semakin baik seiring dengan semakin aktifnya kami dalam mencari ilmu pengetahuan yang belum kami peroleh maupun membagi ilmu pengetahuan yang sudah kami peroleh.

REINFORCEMENT


Penguatan (reinforcement)
Penguatan adalah proses belajar untuk meningkatkan kemungkinan dari sebuah perilaku dengan memberikan atau menghilangkan rangsangan. Prinsip penguatan dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
a. Positive Reinforcement (Penguatan Positif)
Penguatan positif (positive reinforcement) adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik sehingga respons menjadi meningkat  karena diikuti dengan stimulus yang mendukung. Sebagai contoh, seorang anak yang pada dasarnya memiliki sifat pemalu diminta oleh guru maju ke depan kelas untuk menceritakan sebuah gambar yang dibuat oleh anak itu sendiri. Setelah anak tersebut membacakan cerita, guru memberikan pujian kepada anak tersebut dan teman-teman sekelasnya bertepuk tangan. Ketika hal tersebut berlangsung berulang-ulang, maka pada akhirnya anak tersebut menjadi lebih berani untuk maju ke depan kelas, bahkan kemungkinan sifat pemalunya akan hilang.
Rangsangan yang diberikan untuk penguatan positif dapat berupa hal-hal dasar seperti, makanan, minuman, sex, dan kenyamanan pisikal. Selain itu, beberapa hal-hal lain seperti uang, persahabatan, cinta, pujian, penghargaan, perhatian, dan kesuksesan karir juga dapat digunakan sebagai rangsangan penguatan positif.
Dua hal penting dalam menggunakan penguatan positif  adalah timing (pengaturan waktu) dan konsistensi dalam pemberian penguatan. Timing (pengaturan waktu) -> stimulus positif harus diberikan dalam  jangka waktu yang singkat mengikuti respon dari objek. Consistency -> merupakan sifat dasar dari awal proses blajar berdasarkan jadwal pemberian penguatan positif dimana penguat positif harus diberikan setelah ada respon dari objek.
Penguatan berkesinambungan merupakan penguatan perilaku setiap kali perilaku tersebut muncul. Ketika penguatan berkesinambungan muncul maka seseorang akan belajar dengan cepat, tetapi ketika penguatan berkesinambungan tersebut berhenti maka perilaku juga ikut mengalami pelenyapan. Penguatan sebagian ( partial reinforcement) mengikuti sebuah perilaku hanya sebagian waktu. Setiap orang tidak memenangkan setiap pertandingan kapan saja, setiap orang tidak selalu mendapat penguatan ketika mendapat masalah. Jadwal penguatan adalah  jadwal untuk menentukan  kapan sebuah perilaku akan dikuatkan. Terdapat empat jadwal pemberian penguatan positif, antara lain:
1.      Fixed Ratio (Jadwal rasio tetap)  merupakan penguatan positif yang diberikan untuk memperkuat prilaku setelah sejumlah  respon. Sebagai contoh,hal ini sering digunakan dalam dunia bisnis , dimana dalam perusahaan, setiap karyawan akan diberikan penguatan positif berupa bonus apabila karyawan tersebut melakukan empat kali kinerja yang sangat baik, tetapi bukan sesudah setiap kali melakukan kinerja baik.

2.      Variable Ratio (Jadwal rasio bervariasi) merupakan penguatan positif yang diberikan setelah respon  muncul beberapa kali, tetapi dalam basis yang tidak tetap dan tidak dapat diprediksi. Misalnya, seorang guru memuji respon murid-muridnya, pujian guru rata-rata diberikan setelah respon ke lima, tetapi selanjutnya bisa berubah yaitu pada respon ke dua, pada respon ke delapan, pada repon ke tujuh, pada respon yang ke tiga, dan pada respon yang lainnya yang tidak dapat ditentukan.

3.      Fixed Interval (Jadwal interval tetap), dimana objek menyadari waktu kapan ia akan menerima penguat positif sehingga selama jangka waktu dia tidak menerima penguat positif, respon objek akan berkurang  kemudian  akan meningkat  lagi ketika mendekati waktu mendapat penguat positif. Sebagai contoh, seorang pelajar yang mendapat hadiah dari orangtuanya karena memperoleh nilai bagus di semester awal akan bersemangat belajar saat awal memulai pelajaran  baru dalam semester berikutnya, tetapi semangat tersebut akan berangsur-angsur turun selama pertengahan  semester dan akan kembali meningkat saat mendekati ujian semester (dikarenakan dia tahu bahwa dia akan mendapat penguat positif berupa hadiah kembali jika memperoleh nilai bagus).

4.      Variable Interval (Jadwal interval bervariasi) dimana suatu respon diperkuat setelah sejumlah variasi waktu berlalu. Sebagai contoh, seorang guru memuji keaktifan para muridnya pada menit ke tiga, kemudian memuji setelah menit ke lima, setelah delapan menit berlalu, setelah lima belas menit berlalu, dan seterusnya. Guru tersebut juga akan memberi tugas pada interval yang berbeda-beda. Pada dasarnya, jadwal interval bervariasi akan menjadi penguat yang lebih baik dibandingkan  jadwal interval tetap. Sebagai contoh, jika seorang guru memberikan tugas dalam waktu yang tidak dapat ditentukan, murid-murid akan lebih bersiap dan lebih bekerja keras setiap waktu. Hal ini akan berbeda jika jadwal pemberian tugas itu bersifat tetap, misalnya hanya pada setiap hari Jumat, maka para murid tersebut hanya akan bersiap ketika mendekati hari jumat dan pada hari lainnya mereka tidak akan bekerja keras sehingga akan timbul pola bersiap-berhenti.
Shaping adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran. Sebagai contoh pada awalnya , kita memperkuat setiap respon yang mirip dengan perilaku yang diharapkan, kemudian kita memperkuat respon yang lebih mirip dengan sasaran, dan seterusnya sampai seseorang melakukan perilaku sasaran tersebut.
Shaping (Pembentukan) dapat dilihat contohnya dalam dunia pendidikan. Seorang guru memiliki murid yang memiliki nilai bahasa Inggris kurang dari 50. Guru tersebut memasang target nilai 100 untuk anak tersebut dengan adanya pemberian ganjaran berupa hadiah jika setiap kali anak tersebut mendapat nilai mendekati nilai 100. Secara berkala anak tersebut pasti akan mulai terus mendapat nilai semakin mendekati 100, yaitu 70, 80, 90, kemudian mencapai target yang dibuat oleh guru tersebut. Shaping akan sangat efektif digunakan dalam kehidupan kita.
Terdapat dua tipe penguat positif, yaitu penguat primer dan penguat sekunder.
1. Primary reinforcers (Penguat primer) merupakan penguat secara alami yang tidak memerlukan pembelajaran untuk menghasilkan efek menyenangkan. Misalnya, seseorang secara alami dapat menentukan makanan kesukaan sehingga ketika stimulus yang diberikan berupa makanan kesukaan orang tersebut maka ia akan memberikan respon yang positif.
2.  Secondary reinforcers (Penguat sekunder) merupakan penguat yang diperoleh dari hasil pembelajaran (berupa pengalaman). Misalnya, seroang anak mendapat pujian atau hadiah setelah menolong orang lain sehingga ia kelak akan suka menolong orang lain.

              

b.  Negative Reinforcement (Penguatan Negatif)
Negative Reinforcement adalah peningkatan frekwensi suatu perilaku positif karena hilangnya rangsangan yang  merugikan (tidak menyenangkan). Sebagai contoh,  seorang ibu yang memarahi anaknya setiap pagi karena tidak membersihkan tempat tidur, tetapi suatu pagi si anak tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di suruh dan si ibu tidak memarahinya, pada akhirnya si anak akan semakin rajin membersihkan tempat tidurnya diringi dengan berkurangnya frekwensi sikap kemarahan dari ibunya.
Perbedaan mutlak penguatan negatif dengan penguatan positif terletak pada penghilangan dan penambahan stimulus yang sama-sama bertujuan untuk meningkatkan suatu perilaku yang baik.
  * Penguatan Positif + Stimulus => Perilaku baik
* Penguatan Negatif – Stimulus => Perilaku baik
Dua tipe kondisi penguatan negatif
1. Escape conditioning merupakan penguatan perilaku karena adanya suatu kejadian menghasilkan efek negatif. Beberapa stimulus atau kejadian yang bilamana dihentikan atau dihilangkan akan  meningkatkan atau memelihara kekuatan respon. Escape Conditioning adalah bentuk penguatan negatif karena sesuatu yang negatif dihilangkan. Sebagai contoh, seorang anak yang dikurung di dalam kamar selama satu  jam akan menangis sejadi-jadinya kemudian orang tua yang tidak tega membiarkannya keluar dari kamarnya. Dalam kasus ini, telah terjadi penguatan negatif dimana anak akan terbiasa melakukan hal tersebut jika di kurung di dalam kamar.
2. Penghindaran (Avoidance conditioning)  yaitu respon untuk mencegah sesuatu yang tidak menyenangkan atau melakukan pencegahan.