Nama Kelompok
I. PERENCANAAN
Topik : Ruang
lingkup Pendidikan Usia Pra Sekolah
Judul
: METODE PENGAJARAN EFEKTIF TERHADAP ANAK USIA PRASEKOLAH MENGHADAPI MASA
SEKOLAH
PENDAHULUAN
Saat
ini marak sekali dilakukan pengajaran yang berlebihan terhadap anak usia
prasekolah. Masa-masa dimana mereka seharusnya lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk bermain, kini berubah seiring berjalannya waktu sesuai tuntutan
pendidikan yang sebenarnya sedikit melenceng dari seharusnya. Beberapa jenjang
usia sekolah awal, yaitu Sekolah Dasar (SD) menuntut agar siswa/i yang masuk
pada jenjang tersebut diharuskan untuk tahu membaca dan menulis, dan jika hal
tersebut tidak terpenuhi maka siswa/i tersebut tidak diperkenankan untuk masuk
ke sekolah tersebut. Seakan – akan wajib belajar sembilan tahun itu hanya
berupa simbol belaka, padahal sebaliknya hanya anak-anak pintar saja yang
diberikan kesempatan bersekolah sedangkan anak-anak yang terkesan tidak mampu
otaknya tidak diperkenankan untuk sekolah di beberapa sekolah tersebut.
Terkesan
bahwa sekolah-sekolah dasar saat ini umumnya ingin memperlihatkan
kelebihan-kelebihan sekolah mereka pada orang banyak dengan adanya anak-anak
pintar yang dididik di dalamnya. Seharusnya untuk sekolah dasar yang masih
dalam lingkup wajib belajar sembilan tahun tidak boleh memiliki motivasi
seperti itu, sebaliknya sekolah-sekolah dasar seharusnya menerima anak-anak
yang kurang mampu dalam baca tulis untuk dididik menjadi tahu sehingga dengan
demikian, anak-anak menjadi pintar dan nama sekolah juga ikut dapat
dibanggakan.
Melihat
situasi tersebut, kami sebagai sebuah kelompok dari tugas wajib mata kuliah
Psikologi Pendidikan tergerak untuk meneliti proses pengajaran yang efektif terhadap
anak usia prasekolah menjelang masa-masa memasuki usia sekolah. Untuk itu, kami
melakukan penelitian pada sebuah Taman Kanak-Kanak di lingkungan Universitas
Sumatera Utara untuk mengetahui apakah memang anak benar-benar dipersiapkan
untuk menghadapi test-test yang dilakukan oleh kebanyakan SD di kota Medan,
atau apakah ada pengajaran tentang sesuatu yang jauh lebih penting daripada
itu, yaitu untuk kemajuan anak dan bukan untuk memenuhi keinginan-keinginan
sekolah tersebut.
Kami
juga ingin mengetahui apakah ada pengaruh yang tidak baik terhadap anak-anak
usia prasekolah yang dituntut untuk mampu membaca dan menulis, atau bahkan
apakah memang di lingkungan taman kanak-kanak anak-anak tersebut difokuskan
untuk tahu membaca dan menulis. Di samping itu kami juga ingin mengetahui
bagaimana peran TK terhadap tuntutan orangtua yang menginginkan sama dengan
keinginan sekolah-sekolah dasar, yaitu agar anak mereka mengetahui membaca dan
menulis.
LANDASAN TEORI
Anak
usia prasekolah tidaklah sama dengan anak usia dini walaupun pada dasarnya
anak-anak prasekolah masih merupakan bagian dari anak usia dini. Anak
prasekolah adalah akhir dari suatu usia dini, dimana seorang anak sedang
dipersiapkan untuk masa sekolah. Anak usia prasekolah juga merupakan bagian
dari masa kanak-kanak awal karena berada pada rentang sekitar 3-6 tahun. Anak
usia prasekolah adalah anak-anak yang belajar dalam lingkungan yang tidak
terlalu formal (diwajibkan) seperti halnya sekolah dasar, anak usia prasekolah
lebih mengacu pada perkembangan psikososial dalam keluarga, lingkungan (seperti
tempat titipan anak), playgroup, dan taman kanak-kanak.
Konteks
sekolah bervariasi sejak masa kanak-kanak awal, sekolah dasar hingga remaja.
Setting masa prasekolah, seperti halnya taman kanak-kanak adalah sebuah
lingkungan yang terlindung yang batas-batasnya adalah ruang kelas dan arena
permainan. Dalam setting sosial yang terbatas ini, anak-anak berinteraksi
dengan satu, dua atau beberapa guru (biasanya perempuan), yang menjadi figur
utama mereka pada saat itu. Perkembangan sosial mereka juga berkembang dengan
adanya interaksi dengan teman-teman sebayanya dalam kelompok kecil.
Ada
banyak variasi cara mendidik anak. Namun, saat ini semakin banyak pakar
pendidikan sepakat agar pendidikan ini disesuaikan dengan perkembangan,
termasuk masa prasekolah. Pendidikan ini didasarkan pada pengetahuan
perkembangan khas dari anak-anak dalam rentang usia (ketepatan usia) dan
keunikan anak (ketepatan individual). Pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan sangat bertentangan dengan praktik yang tidak sesuai dengan
perkembangan, yang mengabaikan metode konkret dalam mengajar anak. Pengajaran
langsung, berupa tugas menulis dan membaca yang dibebankan kepada anak,
dianggap tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pada anak prasekolah. Namun,
bukan berarti anak dilarang untuk belajar menulis dan membaca sebab pasti akan
ada anak yang memiliki kemampuan yang lebih awal muncul daripada teman-teman
sekitarnya, dan tugas pengajar adalah membantu mendorong dan mengembangkannya
serta bukan memaksa agar anak prasekolah tahu membaca.
Perkembanagn
pada anak usia prasekolah seharusnya lebih berfokus pada perkembangan
psikososial (sosioemosional), fisik (sensorimotorik), dan kognitif. Setiap anak
adalah individu yang unik dan semua anak punya kekuatan, kebutuhan, dan minat
masing-masing. Mengenali variasi individu ini merupakan aspek utama untuk
menjadi guru yang kompeten.
Alat
dan Bahan
Kami melakukan penelitian
tugas mini proyek di TK Dharmawanita Persatuan USU untuk melihat metode pengajaran
yang dilakukan oleh staf pengajar terhadap anak TK pada tanggal 28 Mei 2012.
Alat-alat yang kami gunakan tidaklah terlalu banyak, yaitu hanya berupa alat
tulis untuk keperluan wawancara, penggunaan KTM sebagai tanda pengenal, dua
buah kamera untuk dokumentasi, dan sekotak cokelat sebagai reward kepada
anak-anak yang membantu proses penelitian kami. Biaya yang kami perlukan
sebanyak Rp 15.000,00 untuk pembelian reward.
Jadwal Perencanaan
Kegiatan
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
v
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
Pemilihan Tema
|
v
|
||||||||||||
Penentuan Judul
|
v
|
||||||||||||
Diskusi Metode
Pelaksanaan Penelitian
|
v
|
||||||||||||
Penyusunan Pendahuluan
dan Landasan Teori
|
v
|
||||||||||||
Mengurus Surat Izin dari
Fakultas
|
v
|
||||||||||||
Konfirmasi dari TK dan
Menyerahkan Surat Izin
|
v
|
||||||||||||
Pelaksanaan Observasi
|
v
|
||||||||||||
Diskusi Penyusunan Hasil
Observasi
|
v
|
||||||||||||
Pembuatan Laporan
|
v
|
||||||||||||
Pembuatan Poster
|
v
|
||||||||||||
Evaluasi
|
v
|
||||||||||||
Publikasi/posting
|
v
|
II.PELAKSANAAN
PROSES PENELITIAN
Ø
Anggota
Kelompok
Ø
Menetapkan
judul penelitian “Metode Pengajaran Efektif Terhadap Anak Prasekolah Dalam
Menghadapi Masa Sekolah”
Ø
Menetapkan tujuan observasi ke TK Dharmawanita Persatuan
USU di Jln. Universitas, No. 32, Kampus USU- Medan
Ø
Menciptakan
kerangka jadwal observasi seperti di bawah ini
Waktu
|
Kegiatan
|
30 April 2012
|
Memilih topik pada daftar yang telah
ditentukan oleh dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan pada topik ke-9 “Ruang
lingkup Pendidikan Usia Pra Sekolah"
|
5 Mei 2012
|
Merencanakan judul dan fokus utama
observasi
|
10 Mei 2012
|
Menetapkan metode peneilitian
|
16 Mei 2012
|
Menetapkan lokasi tujuan observasi
|
17 Mei 2012
|
Menyusun pendahuluan dan landasan teori
|
18 Mei 2012
|
Mengajukan permohonan pembuatan surat
izin observasi dari bagian akademik Fakultas Psikologi Pendidikan
|
24 Mei 2012
|
Memperoleh surat izin observasi yang
telah ditandatangani oleh Pembantu Dekan 1
|
26 Mei 2012
|
Berkunjung ke TK Dharmawanita Persatuan
USU di Jln. Universitas, No. 32, Kampus USU- Medan
|
28 Mei 2012
|
Kami mengadakan observasi lapangan untuk
pengambilan data yang dilakukan mulai pukul 08.30 WIB- 10.30 WIB di TK USU
|
29 Mei 2012
|
Mengumpulkan data dan dokumentasi
|
7 Juni 2012
|
Menyelesaikan laporan observasi dan
poster
|
9 Juni 2012
|
Mempublikasikan hasil laporan dan poster
pada blog masing-masing mahasiwa yang bertugas melakukan observasi tersebut.
|
III. PELAPORAN DAN EVALUASI
HASIL PENELITIAN
Pada
hari Senin, tanggal 28 Mei 2012 pukul 08.30 kami mengunjungi TK Dharmawanita
Persatuan USU untuk melaksanakan observasi dan pengambilan data. Kami disambut
dengan baik oleh kepala sekolah, Ibu Hj. Risna Erita beserta staf pengajar yang
lain. Beliau dengan sangat bersedia dan sukarela memberi waktu untuk melakukan
proses wawancara yang telah kami persiapkan. Pada wawancara tersebut kami
memiliki lima pertanyaan inti, yaitu:
- Mengenai keadaan TK tersebut (sejarah, jumlah pengajar, siapa saja yang berhak mendapat pendidikan di tempat tersebut, dan jumlah anak pada saat ini)
- Jumlah kelas yang ada di TK tersebut dan perbedaan pengajaran tiap tingkatan
- Pengajaran apa yang ditekankan pada tiap-tiap tingkatan TK
- Apakah dalam TK tersebut menekankan anak-anak untuk harus mampu membaca dan menulis sebelum memasuki SD.
- Pendapat dan tanggapan TK USU terhadap adanya sleksi penerimaan siswa SD yang mewajibkan harus tahu membaca dan menulis.
Hj.
Risna Erita menyatakan bahwa TK USU berdiri pada tahun 1985 di lingkungan USU
dikarenakan banyaknya anak-anak dari staf pengajar dan pegawai di lingkungan
USU yang membutuhkan wadah untuk belajar ketika orangtua mereka harus melakukan
pekerjaan mereka. Walaupun berada di lingkungan USU, yang awalnya berfokus
untuk mengajar anak-anak dari pegawai USU, saat ini Taman Kanak-kanak (TK)
tersebut telah menerima siswa dari luar yang bukan anak-anak pegawai USU. Saat
ini sekitar 70 anak belajar di TK USU yang diajar oleh 3 orang staf pengajar.
Anak
–anak tersebut diajar dalam tiga ruangan kelas
yang masing-masing berisi 20-25 anak. TK tersebut terdiri dari dua kelas
B dan satu kelas A, dan rencananya akan dibuka untuk kelas playgroup. Kelas A
memiliki tingkatan yang lebih kecil daripada kelas B, dimana kelas A terdiri
dari anak-anak yang berusia sekitar 3, 4 tahun dan fokus terhadap
sosioemosional dan sensorimotorik seperti bermain. Kelas B tidak jauh berbeda
dengan kelas A dalam sistem pengajarannya, tetapi perkembangan kognitif anak
semakin dikembangkan dalam tahap ini serta mengembangkan kreatifitas dari
anak-anak. Kelas B adalah tingkat akhir pada taman kanak-kanak dan merupakan
masa persiapan untuk memasuki masa sekolah.
Dalam
penelitian tersebut, karena kami mengobservasi pengajaran yang efektif terhadap
anak usia prasekolah menghadapi masa sekolah, maka kami lebih berfokus pada
penelitian di salah satu kelas B. Ibu Hj. Risna Erita menyatakan bahwa
anak-anak sangat tidak ditekankan untuk harus tahu membaca karena akan masih
banyak waktu yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak dengan
sendirinya. Ibu Hj. Risna juga menyatakan akan lebih optimis terhadap anak-anak
yang memang dapat belajar dengan sendirinya dalam kemampuan membaca serta akan jauh lebih terampil pada masa-masa
mendatang dibandingkan dengan anak-anak yang ditekan harus tahu membaca dan
menulis. Untuk itulah, Ibu Hj. Risna sangat tidak setuju dengan adanya
proses-proses penyeleksian terhadap anak-anak yang tahu atau tidak tahu membaca
dan menulis dalam memasuki sekolah dasar, hal ini terkesan bahwa pendidikan
non-wajib seperti TK berubah menjadi pendidikan yang diwajibkan dan dibebankan
untuk memberi pengajaran membaca dan menulis pada anak-anak.
Namun,
walaupun demikian bukan berarti anak-anak tersebut dilarang untuk membaca dan
menulis. Anak-anak akan tetap diarahkan menghadapi situasi tersebut, tetapi
bukan dengan cara penekanan dan paksaan. Pada semester ke dua TK B, anak-anak
tetap dikenalkan dengan pengenalan huruf-huruf dan angka secara menarik seperti
halnya mengenalkan lingkungan sekitar terhadap mereka. Seperti yang dikatakan
oleh bu Risna, bahwa ternyata anak-anak sebagian besar memang tahu membaca
dengan sendirinya melalui dukungan, dorongan berupa pengenalan-pengenalan tersebut.
Tulisan-tulisan yang hampir ada di segala tempat di lingkungan kita ternyata
dapat membuat anak-anak menjadi lebih termotivasi untuk dapat membaca. Hanya
saja, akan tetap ada anak-anak yang sedikit lamban dalam kemampuan tersebut,
tetapi bukan berarti mereka tidak bisa. Untuk itulah seharusnya peran SD untuk
melatihnya dan bukan menolaknya hadir di lingkungan sekolah mereka.
Jika
bukan pengajaran membaca dan menulis yang ditekankan dalam tingkat tersebut,
lalu apa yang menjadi fokus pengajarannya? Faktanya adalah bahwa dalam usia
anak-anak prasekolah yang merupakan masih bagian dari usia dini, anak-anak
telah memperlihatkan kemampuan bakat dan minat mereka. Minat dan bakat
tersebutlah yang menjadi fokus utamanya, yaitu bagaimana minat tersebut dapat berkembang
dengan baik. Selain daripada itu, kognitif serta sosioemosional akan secara
bersamaan dapat diajarkan.
Kami
melihat bahwa dalam proses belajar TK B tersebut, anak-anak sangat terlihat
aktif dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Menariknya,
anak-anak tersebut dibentuk dalam empat kelompok yang masing-masing memiliki
pekerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan bakat mereka. Satu kelompok diberi
kesempatan untuk menggambar imajinasi mereka, ada kelompok yang diajari
pengenalan huruf-huruf, ada kelompok yang membuat sebuah kreatifitas menempel
kertas pada buku, dan kelompok yang dibiarkan bermain dalam kelas yang
ditempatkan dalam suatu wadah yang disediakan.
Wali
kelas TK B menyatakan ketika kami menanyakan situasi tersebut, bahwa anak-anak
akan dikembangkan dalam kemampuan apa mereka kurang baik dalam satu semester
terakhir dan ketika anak-anak telah memperlihatkan performa yang baik maka anak
tersebut dikembangkan dalam potensi yang dia miliki.
Jadwal
pengaturan belajar kelas juga diatur sedemikian rupa sehingga anak-anak tidak
menghadapi kebosanan dan tekanan dalam proses belajar. Waktu makan dan bermain
juga menjadi sarana pengajar untuk mendidik moral dan kemandirian anak.
Terlihat dengan sistem pengajaran tersebut, anak-anak tampak sangat baik dan
bermoral. Penerimaan mereka terhadap anggota kelompok kami sangat baik sehingga
kami merasa sangat terkesan dalam berkumpul dan berbagi dengan mereka.
Kemampuan komunikasi mereka menjadikan kami lebih akrab dan mengenal mereka
satupersatu dengan baik.
Ketika
anak-anak melakukan kesalahan, bukan berarti guru tidak dapat menghukum.
Seorang pengajar yang kompeten akan tetap mengajarkan moral yang baik pada
anak-anak tersebut dengan cara yang efektif serta konstruktif terhadap
perkembangan anak.
Mengenai
tuntutan orangtua terhadap keinginan agar anak-anak dapat membaca dan menulis
sebelum SD untuk memenuhi persyaratan memasuki SD. TK USU memberi kesempatan
les tambahan untuk anak TK B dalam hari-hari tertentu, tetapi dengan waktu yang
tidak berlebihan. Namun, tetap saja pengajarannya masih lebih mengacu pada
perkembangan sosioemosional anak dan bagaimana supaya anak tersebut dengan
sendirinya secara mandiri dapat mengembangkan kemampuan tersebut (yang sudah
ada dipersiapkan dalam diri setiap manusia sejak lahir).
KESIMPULAN
Sesuai
dengan penelitian kami di TK Dharmawanita Persatuan USU, bahwa pengajaran
efektif terbaik pada anak adalah bukan mengenai mereka harus tahu membaca dan
menulis, tetapi lebih ke arah bagaimana anak tersebut tumbuh secara mandiri
melalui psikososial (sosioemosional) mereka, perkembangan fisik, moral, dan
kognitif mereka. Dengan pengembangan kemampuan tersebut akan dengan sendirinya
sorang anak mampu dan mandiri dalam mengembangkan kemampuan membaca dan
menulis. Dan yang lebih penting lagi bahwa, fokus yang harus diperhatikan
adalah bagaimana serang pengajar yang kompeten dapat memerhatikan minat dan
bakat dari anak-anak untuk dikembangkan sehingga dapat berguna serta tidak
hilang secara sia-sia. Masa-masa prasekolah adalah masa-masa anak bermain
sambil belajar dan bukan ditekan untuk belajar seperti yang sering kita
bayangkan melainkan bagaimana seorang anak dapat menikmati masa kanak-kanak
mereka dengan sangat indah.
TESTIMONI
Anggota
kelompok kami berpendapat bahwa sistem pengajaran yang dilakukan oleh TK
Persatuan Darmawanita USU sudah dapat dinyatakan baik terhadap proses
pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak usia prasekolah. Kami juga
sependapat dengan Ibu Hj. Risna Erita bahwa tuntutan terhadap keharusan untuk
mampu membaca dan menulis pada anak-anak usia prasekolah tidaklah sesuai dengan
perkembangan anak. Kami juga disadarkan oleh pernyataan ibu Risna, bahwa
pemaksaan tersebut justru akan menyebabkan otak dari anak cepat mengalami
kelelahan dan akan mengganggu proses pembelajarannya menuju masa depan. Kami
juga berpendapat bahwa TK Dharmawanita Persatuan USU sudah sesuai dengan
kurikulum yang seharusnya pada pendidikan TK yang terlihat dari misi mereka,
yaitu :
- Melaksanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum Taman Kanak-kanak
- Melaksanakan kegiatan pengetahuan agama, moral, dan budi pekerti.
- Melaksanakan kegiatan keterampilan bagi peserta didik.
- Mengembangkan kreativitas dan pengetahuan peserta didik.
Testimoni
personal anggota kelompok.
Muhhamad Habibie Almy “HAHAHA.. akhirnya selesai juga tugas ini,
dan saya sangat senang bisa menyelesaikannya. Saya sangat senang terhadap tugas
proyek ini, karena memancing kreativitas saya dan kelompok saya untuk
bereksplorasi lebih dari biasanya. Dan saya berharap semua ini bermanfaat buat
saya dan kelompok saya..”
Adolf M. Purba “Saya merasa sangat luar biasa dapat
diberi kesempatan melaksanakan tugas penelitian yang diwajibkan pada mata
kuliah Psikologi Pendidikan karena menambah pengalaman dan wawasan saya tentang
pengajaran yang efektif terhadap anak usia prasekolah. Observasi tersebut juga
menyadarkan saya untuk menghargai waktu yang dibutuhkan oleh anak-anak untuk
menjalani masa-masa mereka dengan bermain. Melalui proses bermain tersebutlah
anak dapat mengembangkan kreatifitas mereka dan dapat mempelajari di lingkungan
sekitar. Setelah saya amati, saya terkenang masa-masa TK dulu, tetapi seiring
dengan perkembangan jaman, metode dan cara
pengajaran semakin berkembang pula, walaupun masih didominasi cara yang
lama. Saya terkesan dengan anak-anak TK USU yang lucu-lucu, kreatif, dan
memiliki etika yang baik”
Frans Ariadi Ginting “ Saya sangat terkesan dengan penerimaan
oleh kepala sekolah, staf pengajar, dan anak-anak di TK USU. Kehangatan sikap
yang ditampilkan oleh mereka menjadikan kami merasa sangat leluasa untuk
melakukan proses penelitian observasi tersebut. Saya melihat bahwa proses
pengajaran yang mengembangkan kreatifitas dan kemandirian anak sangatlah baik.
Hal ini terlihat ketika saya memerhatikan setiap kelompok anak mengerjakan tugas-tugas yang berbeda satu
dengan lainnya sesuai bakat dan kemampuan yang mereka miliki baik yang masih
butuh dikembangkan, maupun potensi yang telah bertumbuh dalam diri mereka.
Menurut saya, proses penelitian tersebut dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
serta permasalahan-permasalahan yang ingin kami ketahui dalam judul penelitian
kami.”
Daftar
Pustaka
Santrock,
J.W (2009) . psikologi pendidikan (edisi 3) . Jakarta: Salemba Humanika
Elizabeth.B. (2000). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan. Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terjemahan. (edisi kelima)
Dokumentasi
Ini dia foto-foto observasi kami dengan adik-adik yang lucu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar